BAB I
PEMBAHASAN
A.
Fiil Lazim dan
Fiil Muta’addi
1.
Pengertian Fiil Lazim
Fiil lazim adalah fi’il yang tidak membutuhkan objek, yang hanya sampai
kepada fa’il.
Contoh :
قَامَ (qooma)=berdiri
حَضَرَ (hadoro)=hadir
جَلَسَ (jalasa)=duduk
Contoh dalam kalimat :
جَاءَ مُحَّمَدٌ = Muhammad datang
Kalimat di atas tidak membutuhkan objek, dan ini sama halnya dengan bahasa Indonesia dengan kata intransitip, seperti kata berdiri, datang atau duduk memang tidak membutuhkan objek.
Contoh :
قَامَ (qooma)=berdiri
حَضَرَ (hadoro)=hadir
جَلَسَ (jalasa)=duduk
Contoh dalam kalimat :
جَاءَ مُحَّمَدٌ = Muhammad datang
Kalimat di atas tidak membutuhkan objek, dan ini sama halnya dengan bahasa Indonesia dengan kata intransitip, seperti kata berdiri, datang atau duduk memang tidak membutuhkan objek.
2. Pengertian Fi’il Muta’addi
Fiil muta’addi adalah
fi’il atau kata kerja yang membutuhkan
satu objek atau dua objek.
Hukum Fi’il Muta’addi adalah menashobkan terhadap maf’ul bih.
Pengertian maf’ul bih
(objek) adalah Isim yg dinashobkan yg dikenai langsung oleh pekerjaan fail tanpa perantaraan, baik dalam kalam Mutsbat (kalimat positif) contohnyaفهمت الدرس atau dalam kalam Manfi (kalimat negatif) لم افهم الدر س
Contoh fiil muta’addi:
Fi’il Muta’adi Arti
كَتَبَ- يَكْتُبُ Menulis
قَرَأَ– يَقْرَأُ Membaca
ضَرَبَ– يَضْرِبُ Memukul
أَكَلَ– يَأْكُلُ Makan
شَرِبَ– يَشْرَبُ Minum
دَخَلَ- يَدْخُلُ Masuk
Contoh:
فَهِمَ زَيْدٌ
الدَّرْسَ (Zaid
memahami pelajaran)
شَرِبَ
مُحَمَّدٌ العَسَلَ (Muhammad
minum madu)
أَكَلَ عَلِيٌّ
الْخُبْزَ (Ali
makan roti)
B.Cara Membuat Fi’il Muta’addi
1. Dibuat mengikuti wazan (pola) أَفْعَلَ
Contoh :
خَرَج (khoroja)=keluar menjadi أَخْرَجَ (akhroja)=mengeluarkan
دَخَلَ (dakhola)=masuk menjadi أَدْخَلَ (adkhola)=memasukkan
2. Dibuat mengikuti wazan (pola) فَعَّلَ
Contoh :
حَسُنَ (hasuna)= bagus menjadi حَسَّنَ (hassana)=membaguskan
خَرَجَ (khoroja)=keluar menjadi خَرَّجَ (khorroja)=mengeluarkan
Contoh :
خَرَج (khoroja)=keluar menjadi أَخْرَجَ (akhroja)=mengeluarkan
دَخَلَ (dakhola)=masuk menjadi أَدْخَلَ (adkhola)=memasukkan
2. Dibuat mengikuti wazan (pola) فَعَّلَ
Contoh :
حَسُنَ (hasuna)= bagus menjadi حَسَّنَ (hassana)=membaguskan
خَرَجَ (khoroja)=keluar menjadi خَرَّجَ (khorroja)=mengeluarkan
3.
Dengan menambahkan huruf jar pada objeknya.
Contoh :
ذَهَبَ اللهُ بِنُوْرِهِمْ (dzahaballaahu binuurihim)=Allah menghilangkan cahaya mereka
جِئْتُ بِحَسَنٍ (ji’tu bihasanin)=aku datang dengan hasan
Contoh :
ذَهَبَ اللهُ بِنُوْرِهِمْ (dzahaballaahu binuurihim)=Allah menghilangkan cahaya mereka
جِئْتُ بِحَسَنٍ (ji’tu bihasanin)=aku datang dengan hasan
Demikianlah cara mengubah fi’il laazim menjadi muta’addi,
dengan menambahkan satu huruf saja sudah merubah makna dan jenis dari fi’ilnya.
Fiil muta’addi itu membutuhkan fail yang melaksanakan
pekerjaan, dan membutuhkan maf’ul bih selaku obyek dari perbuatan itu.
Muta’addi dengan
sendirinya dan muta’addi dengan yang lain. Fiil muta’addi ada kalanya muta’addi
sendiri adalah kata kerja yang sampainnya kepada maf’ul bih secara langsung,
yakni tanpa memakai penghubung huruf jar , sepertiكتبت رسالة (aku
menulis surat).
Adapun muta’addi oleh yang lain adalah
muta’addi yang sampainya kepada maf’ul bih dengan perantara huruf jar. Contoh : درست بك darostu bika (aku belajar
dengan kamu).
C. Fiil Muta’addi Terbagi Menjadi Tiga Bagian
yaitu:
1.
Muta’addi kepada satu maf’ul
Contoh yang membutuhkan satu objek :
كَتَبَ
(kataba)=menulis
ضَرَبَ
(dhoroba)=memukul
نَصَرَ
(nashoro)=menolong
Contoh dalam kalimat
(kataba muhammadun arrisalata)= Muhammad menulis surat.
2. Muta’addi kepada dua maf’ul
Muta’addi kepada dua maf’ul terbagi menjadi
dua:
1. Bagian yang
menasabkan dua maf’ul, yang asal keduanya mubtada’ dan khabar.
ظن – حسب – خال – زعم – رائ – علم – وجد – اتخد –
جعل
Misalnya: وجد ت علم نافعا
2. Muta’addi yang menasabkan kedua maf’ul yang asalnya bukan mubtada’ dan khabar.
Contoh fi’il yang membutuhkan dua objek :
عَلَّمَ
(‘allama)=mengajarkan
أَعْطَي(a’tho)=memberi
كَسَا
(kasaa)=memakaikan
Contoh dalam kalimat اعطيتك قرانا
(wattakhodzallaahu ibrohiima kholiila)= dan Allah menjadikan ibrohim sebagai
kholil
3.Fiil muta’addi kepada tiga maf’ul
Contoh fiil
yang membutuhkan tiga objek:
أرى، أعلم، أنبأ، نبّأ،
أخبر، خبّر و حدث
حد ثhaddasa(menceriterakan)
اخبر Akhbara (mengkhabarkan)
Contoh: حدثت محمدا اياك حققا =
aku menceritakan siMuhammad kepadamu akan kebenaran
Jika kita melihat kata-kata yang dipakai, baik yang tidak membutuhkan
objek, atau membutuhkan objek satu atau dua dan tiga, bisa kita nalar dengan
bahasa indonesia kita, sehingga untuk menentukan dia butuh satu objek atau dua
objek, bisa kita ketahui dengan logika kita.
BAB III
PENUTUP
Fiil lazim adalah fiil
yang tidak membutuhkan fail.sedangkan fiil
muta’addi adalah fiil yang membutuhkan satu objek atau dua objek. Hukum Fi’il
Muta’addi adalah: menashobkan terhadap maf’ul bih
Cara membuat
fiil muta’addi:
1. Dibuat mengikuti wazan
(pola) فَعَّلَ
2.Dibuat mengikuti wazan
(pola) أَفْعَل
Fiil muta’addi
terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Muta’addi kepada satu maf’ul
2. Muta’addi kepada dua maf’ul
3. Muta’addi kepada tiga maf’ul
T